Mengenal Sasando: Alat Musik Tradisional yang Memikat Hati

Seni dan budaya Indonesia sangat kaya dan beragam, salah satu diantaranya adalah alat musik tradisional yang mungkin belum banyak dikenal, yakni Sasando. Dalam artikel ini, kita akan mendalami asal-usul, cara pembuatan, serta musik yang dihasilkan oleh Sasando, lengkap dengan contoh dan wawasan dari para ahli. Mari kita eksplorasi lebih dalam dan mengetahui apa yang membuat Sasando begitu istimewa.

Sejarah dan Asal Usul Sasando

Sasando merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sejarah mencatat bahwa alat musik ini telah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan menjadi bagian integral dari budaya masyarakat Rote. Nama “Sasando” sendiri berasal dari kata “sasa” yang berarti “bergetar” dan “ndo” yang berarti “alat”. Jadi, sasando dapat diartikan sebagai alat yang getarannya memproduksi suara.

Menurut para ahli musik etnografi, Sasando diyakini telah ada sejak zaman dahulu kala dan digunakan dalam berbagai upacara adat serta acara penting lainnya. Faktor geografi yang mempengaruhi alat musik ini adalah hutan bambu yang tumbuh subur di Pulau Rote, yang banyak dimanfaatkan untuk membuat kerangka dari Sasando.

Ciri Khas dan Cara Pembuatan Sasando

Sasando memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari alat musik lain. Berikut adalah beberapa poin penting mengenai ciri dan cara pembuatan Sasando:

1. Desain dan Struktur

Sasando terdiri dari kerangka berbentuk gitar dengan sejumlah senar yang direntangkan. Terdapat dua jenis Sasando, yaitu Sasando Kecil dan Sasando Besar, yang masing-masing memiliki nada dan ukuran berbeda. Umunya, Sasando memiliki 12 hingga 14 senar, tetapi ada juga yang lebih dari itu.

2. Bahan Pembuatan

Bahan utama pembuatan Sasando adalah bambu dan daun lontar. Di dalam pembuatan Sasando, bambu digunakan untuk membuat kerangka dan resonator, sementara daun lontar berfungsi sebagai penutup resonator. Proses pembuatannya sangat detail dan membutuhkan keahlian khusus, biasanya diturunkan dari generasi ke generasi.

3. Proses Pembuatan

Proses pembuatan Sasando memakan waktu yang cukup lama. Pertama, pengrajin harus memilih bambu yang tepat dan mengolahnya menjadi bagian-bagian kerangka. Setelah itu, daun lontar diolah dan dipasang agar suara yang dihasilkan lebih nyaring. Teknika ini memerlukan ketelitian dan pengalaman yang mendalam.

Seorang pengrajin Sasando, Bapak Darius Leta, mengungkapkan, “Setiap potongan bambu memiliki karakter suara yang berbeda. Maka, pemilihan bahan sangat penting dalam pembuatan Sasando.”

Musik yang Dihasilkan oleh Sasando

Sasando menghasilkan suara yang lembut dan merdu. Jenis musik yang biasa dimainkan menggunakan Sasando biasanya adalah musik tradisional, tetapi banyak juga yang mengadaptasi musik modern agar sesuai dengan selera generasi muda.

1. Jenis Musik

Musik yang dihasilkan oleh Sasando memiliki nuansa yang anggun dan harmoni. Beberapa jenis musik yang sering dimainkan dengan Sasando antara lain:

  • Lagu Adat: Sasando sering dimainkan dalam acara-acara adat, seperti pengantin, pesta panen, dan upacara keagamaan.

  • Musik Rakyat: Musik rakyat Nusa Tenggara Timur juga banyak dibawakan dengan Sasando, menciptakan pengalaman musikal yang autentik dan mendalam.

  • Versi Modern: Kini, banyak musisi modern yang mengadaptasi Sasando ke dalam komposisi musik pop, jazz, dan genre lainnya, sehingga Sasando tetap relevan di kalangan generasi muda.

2. Teknik Memainkan Sasando

Teknik memainkan Sasando juga cukup unik. Pemain biasanya duduk dengan posisi duduk bersila dan memegang Sasando di depan tubuh mereka. Permainan dilakukan dengan cara memetik senar, mirip dengan alat musik gitar, tetapi ada beberapa teknik khusus seperti tampilan “fingerstyle” yang juga sering digunakan.

Sasando di Era Modern

Di era modern ini, Sasando mulai mendapatkan tempat yang lebih luas, baik di dalam negeri maupun internasional. Musisi-musisi muda mulai mengangkat alat musik tradisional ini dalam karya-karya mereka.

1. Popularitas di Media Sosial

Dengan adanya media sosial, banyak video yang menampilkan talent-talent muda memainkan Sasando. Hal ini membantu alat musik tradisional ini mendapatkan penggemar baru, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di luar negeri. Salah satu contohnya adalah Ayu Wulandari, yang sering membagikan video dirinya memainkan Sasando di platform-platform seperti Instagram dan TikTok.

2. Kolaborasi dengan Musik Modern

Beberapa musisi lokal seperti Glenn Fredly dan Rendy Pandugo telah melakukan kolaborasi dengan pemain Sasando dalam karya musik mereka. Kolaborasi ini tidak hanya memperkenalkan Sasando ke audiens yang lebih luas tetapi juga menjadikan alat musik ini bagian dari identitas musik Indonesia yang kaya.

Pelestarian Sasando

Salah satu tantangan terbesar dalam pelestarian Sasando adalah generasi muda yang semakin terbiasa dengan musik modern dan teknologi. Untuk memastikan alat musik tradisional ini tetap dilestarikan, banyak upaya yang telah dilakukan:

1. Pendidikan Musik

Beberapa sekolah dan yayasan di NTT telah mulai memperkenalkan Sasando dalam kurikulum pendidikan mereka. Hal ini bertujuan untuk mendidik generasi muda tentang pentingnya melestarikan budaya dan tradisi.

2. Festival Musik Tradisional

Festival Sasando diadakan secara rutin di Nusa Tenggara Timur, di mana pengrajin dan musisi menyatu dalam perayaan budaya. Festival ini tidak hanya menarik perhatian lokal tetapi juga turis dari berbagai belahan dunia, yang ingin belajar lebih banyak tentang Sasando dan budaya Rote.

Wawancara dengan Ahli Sasando

Untuk memberikan perspektif yang lebih mendalam tentang Sasando, saya mewawancarai Bapak Niko Welly, seorang ahli musik tradisional sekaligus pengrajin Sasando terkemuka.

Wawancara

Tanya: Apa yang membuat Sasando sangat istimewa bagi Anda?

Jawab: “Sasando adalah jembatan antara budaya dan musik. Setiap nada yang dihasilkan adalah cerita dan tradisi yang hidup. Ketika saya memainkan Sasando, saya merasakan koneksi yang kuat dengan leluhur saya.

Tanya: Apa tantangan terbesar dalam melestarikan Sasando di era modern?

Jawab: “Tantangan terbesar adalah menarik minat generasi muda. Banyak yang lebih tertarik pada musik modern. Namun, kami terus berusaha menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk memperkenalkan Sasando melalui program-program edukasi dan festival.”

Kesimpulan

Sasando adalah alat musik tradisional yang tak hanya memikat hati, tetapi juga membawa warisan budaya yang kaya dari Nusa Tenggara Timur. Lewat proses pembuatan yang rumit hingga suara lembut yang dihasilkan, Sasando menunjukkan bahwa kekayaan budaya Indonesia masih sangat relevan dan dapat terus dipelihara. Upaya pelestarian melalui pendidikan dan kolaborasi dengan musik modern menjadi kunci untuk memastikan bahwa Sasando tetap hidup di hati masyarakat, baik sekarang maupun di masa depan.

FAQ Tentang Sasando

1. Apa itu Sasando?
Sasando adalah alat musik tradisional yang berasal dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, Indonesia, yang dikenal dengan suara lembut dan melodi yang indah.

2. Apa bahan pembuatan Sasando?
Sasando umumnya terbuat dari bambu dan daun lontar.

3. Bagaimana cara memainkan Sasando?
Sasando dipetik dengan menggunakantangan, mirip dengan bermain gitar, dan biasanya dimainkan dalam posisi duduk bersila.

4. Apa jenis musik yang biasa dimainkan dengan Sasando?
Berbagai jenis musik dapat dimainkan dengan Sasando, termasuk lagu adat, musik rakyat, hingga musik modern.

5. Bagaimana pelestarian Sasando dilakukan?
Pelestarian Sasando dilakukan melalui pendidikan di sekolah, festival musik tradisional, dan kolaborasi dengan musisi modern.

Melalui artikel ini, saya harap Anda semakin mengenal dan menghargai keindahan Sasando sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia. Dengan memberikan perhatian dan dukungan terhadap alat musik ini, kita turut berpartisipasi dalam menjaga warisan budaya yang berharga.